Kaki Tangan Oknum Mafia Peredaran Obat Terlarang di Wilayah Hukum Tangsel Halau Tugas Media dan Sogok Wartawan Rp500 Ribu
TANGERANG, -- Upaya mendapatkan konfirmasi penjelasan serta keterangan dari oknum pengusaha ilegal penjual Tramadol Heximer di Bojongnangka, Kelapa Dua, Tangerang mendapatkan hambatan dan penghalauan dari Kaki Tangan Mafia Obat Terlarang di Wilayah Hukum Tangsel.
Sebelumnya, terkonfirmasi kepada Maskur penjaga Kios penjual Tramadol Heximer di Kp Dukuh, RT 003/003 Kelurahan Bojongnangka, Kepala Dua Tangerang, Banten. membenarkan dirinya menjual obat obatan Milik Muklis.
Usai dikonfirmasi pihak media berupaya menghubungi Polsek terdekat, namun penjaga toko bergegas meninggalkan Kios tersebut dengan membawa obat obatan (barang bukti), tak lama dua orang yang mengaku dari Wartawan Media online diduga suruhan penjaga toko untuk menghalau peliputan media, dan dua oknum yang mengaku ngaku wartawan Serang Timur tersebut mengarahkan untuk bertemu kepada Inisiial T, dalam sambungan telepon T juga menghalau agar tidak melakukan penyisiran kios kios lainnya, karena disebut masih dalam satu kepengurusan.
Tapi sayangnya, tim Media lagi lagi dihadapkan dengan kaki Tangan Mafia obat Milik Muklis berinisial T, bukan mendapatkan klarifikasi, justru T menawarkan uang sebagai Sogokan untuk pihak Media agar tidak melanjutkan investigasi peliputan.
"Saya mengundang Abang abang karena saya juga orang lapangan, jadi kita saling menghargai, Ini dari Pelaku usaha ada uang Rp 500.000, kita sama sama maklum lah, pengertian," ujar T, kepada media. Kamis (10/7/25).
Uang sogokan tersebut diindikasikan untuk menghalau tugas Media mencari berita, namun hal itu ditolak sehingga menyinggung sang kaki tangan Muklis, dengan nada keras, " Mau kalian apa, saya sudah menghargai kalian, tolong lah saling menghargai Saya orang lapangan, " ucap T mengintimidasi dengan menekan agar sogokan tersebut diterima.
Dan meski telah ditolak berkali-kali, namun T berupaya menjebak media dengan mentransfer uang 500 ribu kepada No Dana yang tidak jelas asal usul nya, hal tersebut untuk melemahkan pihak media.
Sementara disisi lain, Sebuah Grup WhatsApp yang diduga dipandu oknum koordinator masih konsorsium Muklis, sejumlah oknum oknum berkomentar miring terhadap aksi investigasi Media, bahkan sang kaki Tangan berinisial T berkomentar investigasi tersebut "lebih dari polisi," tulis dia mencibir, dan lainnnya menyinggung bahwa kegiatan Media melakukan Konfirmasi tersebut menyalahi hal itu tentu tidak lain untuk menjilat sang Tuan Mafia Muklis mendapatkan Jatah bulanan," sebagian didalamnya aktivis mendukung aksi dari Media melakukan tugas jurnalistik nya dengan sesuai etika Jurnalistik.(Red)
Posting Komentar