Wali Murid Khawatir, Dapur MBG di Desa Sentul Distribusikan Telur Mentah ke SDN Sentul Jaya 1
Tangerang – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Sentul Jaya 1, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, menuai keprihatinan. Dapur MBG yang berada di Desa Sentul diduga menyalurkan telur mentah kepada siswa, tanpa arahan atau pengawasan yang cukup.
Orang tua murid menyatakan kekhawatirannya, mengingat anak-anak sekolah dasar belum memahami cara menyimpan dan mengolah bahan pangan mentah secara aman. Mereka menegaskan bahwa makanan yang di kirim seharusnya sudah matang, higienis, dan aman untuk dikonsumsi.
Sebelumnya, dapur MBG Sentul juga pernah mendistribusikan ayam yang kurang matang dan masih terdapat darah segar. Karyawan dapur mengakui adanya kekeliruan dalam pengolahan makanan pada hari-hari sebelumnya.
Asep S. alias Abenk, Ketua Badak Banten Kecamatan Balaraja sekaligus wali murid, menekankan bahwa distribusi makanan bergizi harus dilakukan secara bertanggung jawab.
“Jika dapur MBG mendapat anggaran untuk makanan bergizi, mereka wajib memastikan semua yang dikirim matang dan aman. Tidak ada alasan membagikan telur mentah ke anak SD,” ujar Abenk. Rabu (8/10).
Pemilik dapur MBG mengaku beberapa lauk kurang matang masih “Dalam batas wajar” dan menyatakan telah mengadakan evaluasi internal, termasuk menyerap tenaga kerja lokal.
Ketua Umum DPP BIAS Indonesia, Eky Amartin, mengecam kelalaian ini dan meminta evaluasi segera dari pihak berwenang.
“Program MBG bertujuan baik untuk memenuhi gizi anak-anak, tapi pengiriman telur mentah jelas melanggar prinsip keamanan pangan. Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang harus bertindak cepat,” tegas Eky.
Namun, Eky Amartin menegaskan bahwa tidak ada istilah wajar untuk makanan kurang matang yang sampai ke siswa. “Ini masalah serius, dan sistem dapur MBG harus diperbaiki agar anak-anak tidak menjadi korban kelalaian,” pungkasnya.
Para wali murid berharap kejadian ini tidak terulang dan menegaskan pentingnya pengiriman makanan matang, bergizi, dan aman bagi anak-anak. Program MBG seharusnya menjadi sarana peningkatan gizi, bukan risiko kesehatan.
(Taswan)

Posting Komentar