Audiensi Panas di PERKIM Banten, Gerakan Aksi Moral Mahasiswa (GAMMA) Layangkan Surat Aksi ke Polda
SERANG — Provinsi Banten. Suasana audiensi antara Gerakan Aksi Moral Mahasiswa (GAMMA) dengan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PERKIM) Provinsi Banten memanas. Tak puas dengan hasil pertemuan, GAMMA melayangkan surat pemberitahuan aksi demonstrasi ke Markas Polda Banten.
Audiensi yang digelar pada Selasa (28/10/2025) itu membahas proyek Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Desa Curugpanjang, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, senilai Rp9,7 miliar, yang dikerjakan oleh CV Cipta Nayra.
Ketua GAMMA, Gayuh, mengaku kecewa karena audiensi dinilai tidak mencerminkan sikap terbuka dari pihak dinas maupun penyedia jasa.
“Pasca audiensi dengan Dinas PERKIM Banten, kami langsung melayangkan surat pemberitahuan aksi demonstrasi ke Polda Banten,” ungkap Gayuh, Jumat (31/10/2025).
Menurutnya, dalam pertemuan tersebut terjadi ketegangan yang disertai tindakan arogan dari oknum peserta audiensi.
“Pihak penyedia jasa bahkan sempat menggebrak meja. Padahal kami hanya menyampaikan temuan di lapangan yang diduga tidak sesuai spesifikasi,” jelas Gayuh.
GAMMA mengklaim menemukan sejumlah dugaan kejanggalan di lapangan, seperti adanya retakan memanjang pada beton dan jarak antar dowel yang tidak sesuai kontrak, yakni mencapai 40–50 cm dari yang seharusnya 30 cm.
“Kami menduga ada indikasi pengurangan spesifikasi dalam pekerjaan tersebut,” tambahnya.
Atas dasar itu, GAMMA akan menggelar aksi demonstrasi di Kantor Dinas PERKIM Banten pada Senin, 3 November 2025, dengan sejumlah tuntutan, antara lain:
1. Pencopotan Kepala Bidang Permukiman Dinas PERKIM.
2. Audit menyeluruh terhadap proyek oleh tim independen.
3. Pembongkaran pekerjaan jika terbukti tidak sesuai mutu dan kontrak.
“Kami akan menggalang kekuatan untuk aksi Senin nanti. Kalau terbukti tidak sesuai, pekerjaan itu harus dibongkar,” tegas Gayuh.
Sementara itu, pihak kontraktor CV Cipta Nayra melalui pelaksana lapangan, Tana, membantah adanya sikap arogan maupun penolakan terhadap kritik mahasiswa.
“Tidak ada bahasa yang bersifat sentimen atau arogansi. Kami terbuka terhadap semua kritik dan saran. Dalam audiensi, kami hanya menjelaskan aspek teknis pekerjaan,” ujar Tana saat dihubungi wartawan.
Ia menambahkan, pihaknya siap diaudit demi memastikan pekerjaan berjalan sesuai rencana anggaran biaya (RAB) dan spesifikasi teknis yang disepakati.
“Kami ingin proyek ini berkualitas dan transparan. Silakan dicek, kami siap terbuka,” tutupnya.(*/Red)

Posting Komentar