Rumah Tak Layak Huni di Kampung Kedung Wungu, Pemerintah Desa hingga Pusat dan Perusahaan Diminta Jangan Tutup Mata
SERANG – Kondisi rumah tak layak huni milik Ali, warga Kampung Kedung Wungu RT 001/RW 001, Desa Kamaruton, Kecamatan Lebak Wangi, Kabupaten Serang, Banten, sungguh memprihatinkan. Rumah yang telah puluhan tahun berdiri tanpa perbaikan itu kini membutuhkan perhatian serius dan uluran tangan dari berbagai pihak. Senin (15/12/2025).
Ali, pria berusia sekitar 50 tahun, hidup berdua bersama anak laki-lakinya dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan. Sejak ditinggalkan istrinya sekitar 25 tahun lalu, Ali harus berjuang sendiri menghidupi anaknya dengan penghasilan yang tidak menentu.
Keterbatasan ekonomi membuat anak Ali terpaksa putus sekolah saat masih duduk di kelas 3 Sekolah Dasar. Dengan pekerjaan serabutan yang dijalani, penghasilan mereka hanya cukup untuk makan satu kali dalam sehari. Bahkan, tak jarang Ali dan anaknya harus menahan lapar ketika tidak mendapatkan penghasilan sama sekali.
Dalam kondisi sulit tersebut, Ali dan anaknya hanya mengandalkan bantuan dari tetangga sekitar yang merasa iba. Ali sendiri diketahui memiliki keterbatasan pendengaran serta mengalami gangguan mental ringan, yang semakin memperberat kondisi hidupnya.
Ironisnya, rumah Ali yang sudah bertahun-tahun berada dalam kondisi tidak layak huni belum pernah tersentuh bantuan program bedah rumah, baik dari pemerintah desa, daerah, maupun pusat. Pergantian presiden, gubernur, anggota DPR, bupati hingga kepala desa seolah tidak membawa perubahan bagi kehidupannya. Program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) maupun bantuan CSR perusahaan selama ini hanya menjadi harapan semata.
Tak hanya Ali, terdapat setidaknya tiga rumah lainnya di Kampung Kedung Wungu yang juga berada dalam kondisi serupa. Rumah-rumah tersebut milik Artibah (60), seorang janda, Yahya (40), serta Salkah (55), janda yang hidup dalam keterbatasan ekonomi.
Aktivis pemerhati lingkungan, Ahmad Sueb, menilai kondisi tersebut sangat tidak pantas, mengingat Kampung Kedung Wungu berada tepat di belakang kawasan industri besar.
“Tidak pantas masih ada rumah tidak layak huni di Kampung Kedung Wungu, apalagi lokasinya persis di belakang kawasan perusahaan kertas PT Indah Kiat Pulp and Paper, salah satu pabrik terbesar di Asia,” ungkap Ahmad Sueb.
Ia berharap pemerintah desa, pemerintah daerah, pemerintah pusat, serta pihak perusahaan melalui program CSR dapat segera turun tangan membantu warga yang membutuhkan.
“Kami berharap pemerintah dan perusahaan jangan tutup mata. Warga sangat mengharapkan bantuan, baik dari program Rutilahu maupun CSR perusahaan, serta uluran tangan para dermawan. Mari kita bergandengan tangan membantu saudara-saudara kita yang hidup dalam keterbatasan,” tutupnya.(Red)

Posting Komentar