Open Donasi Mahasiswa Untuk Penggalangan Gunung Semeru

SUMBAR, BHINNEKANEWS71.Com -- Gunung semeru mengalami erupsi pada tanggal 4 Desember 2021, pukul 14.00 suasana sudah mulai gelap, berawal dari adanya gumpalan merah dan gumpalan hitam dari puncak gunung semeru atau dari puncak mahameru. Menurut wahyudi (2021), guguran kubah lava yang dipicu tingginya curah hujan sebabkan luncuran awan panas yang jarak luncurnya capai 11 kilometer. Secara saintifik, curah hujan yang tinggi bisa menyebabkan ketidaksetabilan dari endapan lava. Gunung semeru erupsi munculah korban jiwa karena tidak ada sistem peringatan dini ke warga dan tata ruang yang bermasalah. Sistem peringatan dini yang tidak sampai ke masyarakat dan tata ruang pemukiman yang berada di wilayah rawan bencana disebut pakar vulkanologi menjadi beberapa faktor yang menyebabkan munculnya korban jiwa dalam erupsi Gunung Semeru, Sabtu (04/12) lalu. 

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Senin (06/12) pukul 20.15 WIB, setidaknya 22 orang tewas, sementara 22 orang dinyatakan hilang dan 56 lainnya mengalami luka-luka. Erupsi juga berdampak terhadap 5.205 jiwa.

Lalu mahasiswa mahasiswa mempunyai pemikiran untuk melakukan open donasi untuk gerakan sosial dan solidaritas mahasiswa bagi korban erupsi Gunung Semeru. “ kegiatan sosial ini untuk meringankan beban saudara-saudara kita yang terdampak erupsi Gunung Semeru”. Kata Cahyono, Senin (6/12/2021). Untuk mengumpulkan donasi, Mahasiswa membuka posko peduli kemanusiaan korban erupsi Gunung Semeru yang berlokasi seperti di jalan raya, masjid, dan di tempat lain tertentu. Mahasiswa melakukan open donasi Alhamdullilah sudah mengalir beberapa bantuan dari pejabat tinggi dan Mahasiswa akan segera mendistribusikan langsung ke daerah terdampak. 

Mahasiswa berharap banyak donasi yang didapatkan untuk korban erupsi Gunung Semeru. Donasi yang lebih diutamakan yaitu barang dan makanan. Mahasiswa berharap para pejabat bisa berpatisipasi dalam meringankan beban korban bencana erupsi Gunung Semeru. Dalam kesempatan tersebut Mahasiswa menyambut baik upaya dan bantuan dari berbagai pihak dalam membantu penanganan bencana serta meringankan beban warga yang yang terdampak erupsi Gunung Semeru.

 Mahasiswa juga dapat menyampaikan perkembangan penanganan korban dampak erupsi Gunung Semeru serta tiga prioritas bantuan yang saat ini dibutuhkan warga yaitu berupa sembako, non sembako ( selimut, pakaian, obat-obatan,dll.) serta air bersih untuk keperluan sehari-hari. Bantuan yang didapatkan Mahasiswa senilai Rp35 juta berupa data tunai yang disampaikan melalui rekening serta berupa sembako, obat-obatan dan perlengkapan lainnya. Bantuan tersebut disalurkan secara langsung ke pos pengungsian warga yang terkena erupsi Gunung Semeru.

Banyak cara yang dilakukan Mahasiswa untuk membangun karakter kepedulian Mahasiswa terhadap sesama yang membutuhkan. Seperti berdoa bersama bagi para pengungsi korban erupsi Gunung Semeru. Bagi mahasiswa yang sedang belajar daring, bisa mendonasikan uangnya lewat transfer ke rekening yang bersangkutan. Selain itu Gerakan Mahasiswa Indonesia juga melaksanakan kegiatan open donasi erupsi Gunung Semeru.

Dalam melakukan open donasi itu Mahasiswa melakukan kegiatan di isi dengan beberapa pertunjukan kesenian yang diberikan oleh aktivitas mahasiswa dari beberapa kampus. Open donasi nantinya akan dibelikan kebutuhan yang mendesak seperti masker dan makanan yang tidak cepat busuk. Setidaknya bisa meringankan masyarakat yang tertimpa erupsi gunung semeru. Berbagai kelompok anak muda mengumpulkan bantuan dari sumbangan pengguna jalan. Bahkan siswa dari sekolah juga turut menyumbang. Reaksi spontan berbagai elemen masyarakat menunjukkan betapa budaya gotong royong yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang tidak tergerus oleh zaman milenial. Pejabat atau ketua cabang memberikan apresiasi semangat kepada mahasiswa. Mulai dari melakukan open donasi atau penggalangan dana dilampu merah. “ Dalam penggalangan dana berlangsung secara outdoor agar Gmnl sebagai generasi penerus ini mampu dan tetap berpegang teguh kepada ideologi marhaenisme sebagai prinsip perjuangan kita bersama yang penting tidak perlu eksklusif dalam melakukan gerakan agar supaya organisasi yang kita banggakan ini bisa membumi di masyarakat serta menciptakan kader-kader yang progresif revolusioner.

(Melani Novita Sari/Universitas Dharmas Indonesia)